Grouting Beton dan Tahapannya

Grouting beton merupakan suatu teknik mengisi rongga atau celah pada sebuah struktur. Material yang digunakan untuk mengisi celah tersebut tidak memiliki sifat susut.
Grouting banyak dikenal sebagai suatu pekerjaan perbaikan permukaan beton yang pecah, gompal, atau keropos. Material grouting sendiri ada berbagai jenis, mulai dari semen, epoksi resin, polyurethane, dan lain sebagainya.

Menurut ketahanan atau daya tahan dari grouting dibedakan sesuai beton, ada beton bawah air, beton cepat setting, dan beton bermutu tinggi. Grouting harus menggunakan material yang sama atau tidak kurang dari struktur yang diperbaiki.

Bahan untuk grouting perlu dipilih dengan benar. Bahan perlu disesuaikan dengan fungsi serta kondisi struktur bidang  kerja. Tidak kalah penting adalah memperhatikan lokasi grouting. Beberapa tahapan dalam proses grouting sendiri antara lain adalah sebagai berikut.
Proses Grouting Pada Bidang Kerja Beton

Ada tahapan-tahapan yang perlu dilakukan dengan benar agar grouting sesuai dengan fungsinya.

Tahapan atau prosesnya terdiri dari beberapa langkah berikut.

1. Persiapan lokasi

Mempersiapkan dan memahami lokasi atau bidang kerja adalah awal dari proses grouting. Untuk tahapan ini perlu memperhatikan struktur dari bidang yang akan diisi dengan teknik grouting. Struktur yang direkomendasikan adalah cukup kasar sehingga dapat menjamin grouting melekat kuat.
Sebelum penuangan bahan grouting, celah atau rongga perlu dibasahi agar jenuh dan menyerap bahan dengan baik. Tahapan ini sebaiknya dilakukan 4 jam sebelum menuangkan adonan atau pasta grouting.

Untuk material bekisting sebaiknya tidak menyerap air dan tidak memiliki celah yang bisa menimbulkan kebocoran pada saat penuangan pasta atau adonan grouting. Grouting beton direkomendasikan sudah memiliki umur atau karakteristik yang diinginkan agar tidak susut.
Beton atau bidang yang sudah sesuai akan lebih baik agar susut pengeringan beton tidak berpengaruh pada perbuahan volume dari elemen yang akan diisi dengan grouting.

Pengadukan pasta

Grouting beton umumnya menggunakan bahan yang terdiri dari material grout dan air. Adonan menggunakan takaran tertentu untuk menghasilkan pasta dengan kekentalan yang cukup. Umumnya untuk 1 sak semen grouting bisa ditambahkan dengan 4 liter air.

Namun untuk setiap merek semen grouting bisa memiliki takaran yang berbeda-beda. Jadi untuk pembuatan pasta perlu mengikuti rekomendasi yang ada di petunjuk pemakaian.
Hal penting dalam proses pengadukan pasta adalah penggunaan alat pengaduk khusus. Alat ini biasanya dapat memutar adonan dengan kecepatan 400 sampai dengan 600 rpm. Selain cepat, alat khusus ini juga lebih mampu mencegah udara terperangkap dalam adonan pasta.

2. Pengisian celah dengan grouting

Setelah pasta dan bidang kerja siap, maka proses grouting beton bisa dimulai dengan menuangkannya secara benar. Penuangan sebaiknya dilakukan dari satu sisi dan membiarkan adonan mengalir sendiri mengisi celah atau rongga.

Apabila terpaksa harus dituang dari beberapa titik, maka perlu pastikan tidak ada aliran pasta yang tidak bisa terkontrol. Adonan grouting perlu dipastikan mengalir dengan lancar dan menyatu sempurna, walaupun dialirkan dari beberapa sisi.

Penuangan juga perlu dilakukan dengan kecepatan yang sama dan terus menerus. Pastikan penuangan tidak menghasilkan gelembung udara dan tidak ada getaran dari concrete vibrator. Proses penuangan harus dapat diselesaikan setidaknya 25 menit setelah pasta grouting selesai diaduk.

Itulah beberapa tahapan penting pada proses grouting beton untuk pengisian pasta pada suatu celah atau rongga. Suhu dari pasta sendiri harus dijaga kurang dari 30 derajat celcius selama pelaksanaan grouting.